PENGETAHUAN ADALAH UANG YANG BERLAKU DIMANA SAJA, SUKSES ADALAH BUAH DARI PERENCANAAN. Semua langkah-langkah yang ditempuh melalui perencanaan yang telah dihutung meski terkadang mengalami perubahan

This is default featured slide 1 title

HIDUP BAGAIKAN DUNIA YANG SELALU BERPUTAR DAN DUNIA BISA BERPUTAR KETIKA MANUSIA BISA SALING MELINDUNGI DAN MEMBANTU.

This is default featured slide 2 title

TEMAN DAN SAHABAT ADALAH SELALU ADA DISAAT KITA TERJATUH.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 6 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 7 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 8 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 27 Juni 2014

Mengenal Anak Jenius Di Usia Dini

Mengenal Anak Jenius Di Usia Dini
Semua orang tua merasa anak mereka istimewa, namun bagaimana jika anak Anda benar-benar luar biasa? Berikut ini adalah tanda-tanda awal yang harus diperhatikan.

Jadi menurut Anda anak Anda memiliki bakat? Selamat bergabung klub orang tua.

Kita semua ingin percaya bahwa keturunan kita adalah anak luar biasa, tapi hanya karena mereka bisa mengucapkan “mama” dua bulan lebih cepat dari teman-temannya bukan berarti dia akan jadi Kim Ung-Yong* generasi baru.

*anak ajaib asal Korea Selatan, pernah masuk Guinness Book of World Records sebagai anak dengan “IQ Tertinggi”. Tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan diktator Korea Utara yang namanya sama. Anak Anda yang jenius pasti bisa membedakan mereka.

Untungnya, Mensa Inggris memiliki daftar untuk membantu orang tua yang yakin anak mereka memiliki kecerdasan tinggi, dan meyakinkan orang lain juga. Menurut situsnya, seorang anak berbakat biasanya akan menunjukkan beberapa ciri sebagai berikut:

1.    Mengajukan banyak pertanyaan
Anak jenius secara alami selalu ingin tahu, jadi jangan kaget jika Anda ditantang dengan pertanyaan “Bagaimana”, “Apa”, “Di mana”, “Mengapa”, dan “Kapan” setiap hari.

Tapi menanyakan “Sudah sampai belum?” dan “Memangnya kenapa” berkali-kali tidak mengindikasikan perkembangan kognitif yang lebih maju.

2.    Daya ingat yang bagus
Jangan mengatakan hal yang agak menyinggung soal mertua di depan anak Anda, yang akan mereka sampaikan ketika mertua datang berkunjung nanti.

3.    Selera humor
Untuk anak-anak atau sebaliknya, GSOH (Good Sense of Humor/Selera Humor yang Bagus) sulit diukur. Anda mungkin bisa tertawa terbahak-bahak menyaksikan pertunjukan teater musikal komedi ditampilkan anak Anda yang berusia empat tahun, tapi bukan berarti ibu Anda dan teman-temannya merasakan sentimen yang sama.

4.    Bisa membaca di usia dini
Tidak perlu membacakan dongeng sebelum tidur untuk anak - dialah yang akan membacakan dongeng kepada Anda. Rencana untuk membawa serta buku Sophie Kinsella saat liburan sepertinya harus dipertimbangkan kembali. Anda pasti diminta membawa buku yang masuk daftar panjang Man Booker Prize.

5.    Memilih ditemani orang dewasa daripada anak-anak
Dia lebih nyaman berada di antara orang yang lebih dewasa ketimnbang yang seumurnya.

6.    Sadar dengan kejadian di dunia
Apakah Anda tahu bahwa Jean-Claude dan David Cameron bertekad untuk menjadi presiden entah di mana? Tidak? Namun, anak jenius Anda tahu. Sebaiknya Anda harus lebih banyak menambah pengetahuan umum.

7.    Memiliki hobi tidak biasa dan pengetahuan mendalam tentang subjek tertentu
Apakah anak Anda bisa memainkan sitar? Suka mengamati pesawat? Bisakah dia memberi tahu Anda mengenai kultur bakteri yang terlibat dalam pembuatan keju? Dia tidak aneh dan bakal dikucilkan dari masyarakat, dia adalah anak jenius!

8.    Memiliki kosakata yang luas
Dia tidak akan bilang “James pukul aku duluan” atau “Pergi sana, aku benci kamu”, tapi “James yang terlebih dahulu melakukan perkelahian fisik” dan “Pergilah dari sini, karena saya merasakan antipati terhadap kamu.”

9.    Jadi pemimpin secara alami, suka mengatur kegiatan kelompok
Kalau begitu, acara liburan musim panas keluarga Anda sudah ada yang mengatur.

10.    Senang mendongeng atau menggubah lagu
Taylor Swift mulai membuat musik sejak kecil dan lihatlah bagaimana dia sekarang.

11.    Cenderung suka mempertanyakan otoritas
Sifat yang melelahkan untuk dihadapi. Sebaiknya Anda mulai siap-siap menjawab saat si kecil mulai mempertanyakan hal ini. Atau ia tak akan berhenti bertanya.
Siap punya anak jenius?

Selasa, 24 Juni 2014

Makalah Bahasa Inggris TENSES




Oleh:
1.      I Nyoman Arya Kasuma Ditriguna          ( 22 )
2.      I Gede Heri Artapranatha                        ( 25 )
3.      I Made Arie Kasuma Dwipayana             ( 26 )
4.      I Putu Tommi Purwanto                           ( 28 )
5.      Rahmat Agung Febrianto                        ( 33 )
6.      I Gede Sukade                                            ( 36 )




S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2009







PEMBAHASAN


TENSES :
Adalah suatu wujud kata VERB yang dalam bahasa inggris memegang peranan penting dalam menguasai kalimat kalimat bahasa inggris untuk menyatakan suatu yang ingin disampaikan kepada orang lain atau public, oleh karena itu sebelum seseorang menguasai tenses dengan baik dan benar mustahil ia dapat berbincang dengan baik.

Difinisi dan pemanfaatan masing masing tenses adalah suatu factor yang dipilih sebelum seseorang mengungkapkan permasalahan apa dan pada tenses mana serta bentuk kata kerja atau peristiwa yang ingin dilontarkan.

1.                 SIMPLE PRESENT TENSE :

Dimanfaatkan untuk mengungkapkan atau menggambarkan suatu peristiwa atau kejadian saat sekarang dalam bentuk yang paling sederhana dan merupakan tindakan atau aktivitas sehari hari, akan tetapi perlu kita hayati bahwa padasarnya bukan hal yang terjadi saja, yang tidak terjadipun dapat dinyatakan dalam bentuk ini maupun dalam betuk-bentuk waktu yang akan kita bahas.
Suatu pernyataan dalam bentuk penyangkalan yang menyatakan bahwa tidak terjadi sehingga akan timbul dua kemungkinan :
-          Kemungkinan I : Suatu kejadian benar-benar terjadi dn terbukti, maka hal ini dapat kita jabarkan dalam kalimat berita.
-          Kemungkinana II : Suatu kejadian tidak terjadi seperti apa yang diberitakan dan terbukti. Maka kita jabarkan dalam kalimat menyangkal.

Kalimat berita(Affirmative sentence)
Rumus : Subject + Verb I + Object . . .
Contoh :
       - I eat rice every certain time
-          I get holiday every Sunday

Kalimat menyangkal(Negative sentence)
Rumus : Subject + Do/does + not + Verb I + Object . . .
Contoh :
-          She doesn’t go to Jakarta every day
-          He doesn’t sing asong every minute

Kalimat Tanya menyangkal(Interrogative negative)
Rumus : Does/Do + Subject + Verb I + Object. . .
Contoh
-          Doesn’t she come here now ?
-          Don’t you leave them now ?
Untuk diingat : Untuk orang ketiga tunggal ( it, he, she ) kata kerjanya ( Verb ) ditambah S / Es.


PAST CONTINOUS TENSE :

Past Kontinous Tense pada umumnya digunakan untuk menyatakan kegiatan yang sedang berlangsung pada waktu tertentu di masa lampau.

Rumus : S + Be II ( Was / Were ) + Verb ing + O + ….

Contoh :
-          I was cooking fried rice at 4 .00 a.m.
-          I was watching TV at 8 . 00 p.m.

Past Continous Tense digunakan untuk
1.       Bila suatu kegiatan dimula sebelum kegiatan yang lain dan selesai setelah kegiatan yang lain tesebut.

Kegiatan yang lebih lama berlangsung ditulis dalam bentuk past continous tense sedangkan yang mendadak atau sementara ditulis dlm bentuk simple past dengan kata hubung when

Rumus : S + Be II +  Verb ing + When + S +V II + …

Contoh :
-          Mrs Sandra was cooking when Vita arrived.
-          I Was studying when Andi arrived.
-          I Was swimming when Anto arrived.

Ketika kita berbicara tentang kegiatan yang telah dimulai dan masih berlangsung pada waktu tertentu.

Rumus : Adverb of time + Subject + Be II + Verb ing.

Contoh
-          At seven o’clock , Vito was going to school.
-          At four o’clock , I was playing basket ball.
Untuk menyatakan dua kegiatan yang keduanya sedang berlangsung bersamaan dimasa lampau.

Rumus : Subject + Be II + Verb ing + While + Subject + Be II + Verb ing.

Contoh
-          I was reading a news paper while Vita was writing a letter
-          They were stadying while we were playing foot ball.
-          Rudy and I were swimming while they were cooking friedchicken.





Cara Mengatasi WINDOWS EXPLORER HAS STOPPED WORKING






He sobat....
   Kenapa disaat mengklik folder di laptop, windows exploer tidak bisa dibuka, jadi bingung padahal mau buka file di folder yang berisi data-data, apa karena komputernya kena virus padahal antivirus udah update dan sudah yang terbaru, apalagi enggak pernah colokan di masukin USB Flashdisk ke kompternya, apa ad yang crash kali, coba buka ke taskmanajer restart exploer.exe nya tetap enggak sembuh, daripada bingung tanya google aja deh… ada beberapa solusi yng di temui kebanyakan menyarankan INUL alias instal ulang atau di repair windows nya, solusi seperti itu kek enggak mau mikir cerdas sepertinya, apalagi kalo kita tidak memiliki CD installernya. Soo akhirnya dengan trial error nemu juga solusinya:
  • Sangat simpel My komputer-> properties-> advanced system setting-> performace setting-> show thumbnails instead of icons->hilangkan check listnya-> apply oke.
Windows Explorer Has Stopped Working ini adalah pesan error yang sering terjadi pada Windows 7.
Windows 7 adalah sistem yang menggantikan sistem operasi windows vista yang mana pada Windows ini menyertakan banyak fitur baru dan fungsi untuk membuat tugas serta tergolong aman dan sangat mudah digunakan.
Windows Explorer merupakan fungsi yang tak terpisahkan dalam setiap sistem operasi yang di luncurkan oleh Microsoft,sharing atau melihat file dan folder pada sistem kita,selalunya dilakukan melalui windows explorer ini.
Kadang saat kita sibuk dengan pekerjaan di dalam komputer atau laptop tiba-tiba kita mendapatkan pesan error "Windows Explorer has stopped working".pesan ini muncul ketika komputer atau laptop kita tidak memberikan respon terhadap masukkan yang diperintahkan.

Cara Mengatasi Windows Explorer Has Stopped Working

Cara yang pertama :

1. Klik Start dan pada menu search ketik "gpedit.msc"
2. Cari lokasi dibawah ini :
"Computer Configuration -> Administrative Templates -> System -> Internet Communication Management,kemudian klik Internet Communication settings"
3. Pilih lokasi Turn off Windows Customer Experience Improvement Program,klik kanan pilih Edit.
4. Pilih Enable,kemudia Apply dan tutup menu gpedit.
5. Selesai
 Cara yang kedua :
1.      Download aplikasi Microsoft Security Essentials 
2.      Klik dua kali pada aplikasi kemudian klik ^run
3.      Ikuti petunjuknya klik ^Instal tunggu bebrapa saat sampai muncul tanda finih
4.      Cari salah satu folder yang tidak bisa di buka
5.      Klik kanan pada folder, plih scan with Microsoft Security Essentials
6.      Selesai tunggu hasinya

Untuk mendownload Microsoft Security Essentials bisa di alamat berikur : windows.microsoft.com/en-ID/windows/security-essentials-downloa

Minggu, 22 Juni 2014

METODE PEMBELAJARAN




            Ada beberapa macam pendekatan pembelajaran yang digunakan pada kegiatan belajar mengajar, antara lain :
1.      Pendekatan Kontekstual
Pendekatan konstekstual berlatar belakang bahwa siswa belajar lebih bermakna dengan melalui kegiatan mengalami sendiri dalam lingkungan alamiah, tidak hanya sekedar mengetahui, mengingat, dan memahami. Pembelajaran tidak hanya berorientasi target penguasaan materi, yang akan gagal dalam membekali siswa untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya. Dengan demikian proses pembelajaran lebih diutamakan daripada hasil belajar, sehingga guru dituntut untuk merencanakan strategi pembelajaran yang variatif dengan prinsip membelajarkan – memberdayakan siswa, bukan mengajar siswa(http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode-pembelajaran/).
Borko dan Putnam mengemukakan bahwa dalam pembelajaran kontekstual,
guru memilih konteks pembelajaran yang tepat bagi siswa dengan cara mengaitkan
pembelajaran dengan kehidupan nyata dan lingkungan di mana anak hidup dan berada serta dengan budaya yang berlaku dalam masyarakatnya (http.//www.contextual.org.id). Pemahaman, penyajian ilmu pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang ada dalam materi dikaitkan dengan apa yang dipelajari dalam kelas dan dengan kehidupan sehari-hari (Dirjen Dikdasmen, 2001: 8). Dengan memilih konteks secara tepat, maka siswa dapat diarahkan kepada pemikiranagar tidak hanya berkonsentrasi dalam pembelajaran di lingkungan kelas saja, tetapi diajak untuk mengaitkan aspek-aspek yang benar-benar terjadi dalam kehidupan mereka sehari-hari, masa depan mereka, dan lingkungan masyarakat luas.
Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa dalam mencapai tujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi.Guru bertugas mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk merumuskan, menemukan sesuatu yang baru bagi kelas yang dapat berupa pengetahuan, keterampilan dari hasil “menemukan sendiri” dan bukan dari “apa kata guru.
Penggunaan pembelajaran kontekstual memiliki potensi tidak hanya untuk
mengembangkan ranah pengetahuan dan keterampilan proses, tetapi juga untuk
mengembangkan sikap, nilai, serta kreativitas siswa dalam memecahkan masalah
yang terkait dengan kehidupan mereka sehari-hari melalui interaksi dengan sesama
teman, misalnya melalui pembelajaran kooperatif, sehingga juga mengembangkan
ketrampilan sosial (social skills) (Dirjen Dikmenum, 2002:6). Lebih lanjut Schaible,
Klopher, dan Raghven, dalam Joyce-Well (2000:172) menyatakan bahwa pendekatan kontekstual melibatkan siswa dalam masalah yang sebenarnya dalam penelitian dengan menghadapkan anak didik pada bidang penelitian, membantu mereka mengidentifikasi masalah yang konseptual atau metodologis dalam bidang penelitian dan mengajak mereka untuk merancang cara dalam mengatasi masalah.
2.      Pendekatan Konstruktivisme
Kontruktivisme merupakan landasan berfikir pendekatan kontekstual. Yaitu bahwa pendekatan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba(Suwarna,2005).
 Piaget (1970), Brunner dan Brand 1966), Dewey (1938) dan Ausubel (1963). Menurut Caprio (1994), McBrien Brandt (1997), dan Nik Aziz (1999)  kelebihan teori konstruktivisme ialah pelajar berpeluang membina pengetahuan secara aktif melalui proses saling pengaruh antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru. Pembelajaran terdahulu dikaitkan dengan pembelajaran terbaru. Perkaitan ini dibina sendiri oleh pelajar.
Menurut teori konstruktivisme, konsep-konsep yang dibina pada struktur kognitif seorang akan berkembang dan berubah apabila ia mendapat pengetahuan atau pengalaman baru. Rumelhart dan Norman (1978) menjelaskan seseorang akan dapat membina konsep dalam struktur kognitifnya dengan menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sedia ada padanya dan proses ini dikenali sebagai accretion. Selain itu, konsep-konsep yang ada pada seseorang boleh berubah selaras dengan pengalaman baru yang dialaminya dan ini dikenali sebagai penalaan atau tuning. Seseorang juga boleh membina konsep-konsep dalam struktur kognitifnya dengan menggunakan analogi, iaitu berdasarkan pengetahuan yang ada padanya. Menurut Gagne, Yekovich, dan Yekovich (1993) konsep baru juga boleh dibina dengan menggabungkan konsep-konsep yang sedia ada pada seseorang dan ini dikenali sebagai parcing.
Pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam proses pembelajaran kerana belajar digalakkan membina konsep sendiri dengan menghubungkaitkan perkara yang dipelajari dengan pengetahuan yang sedia ada pada mereka. Dalam proses ini, pelajar dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang sesuatu perkara.
Kajian Sharan dan Sachar (1992, disebut dalam Sushkin, 1999) membuktikan kumpulan pelajar yang diajar menggunakan pendekatan konstruktivisme telah mendapat pencapaian yang lebih tinggi dan signifikan berbanding kumpulan pelajar yang diajar menggunakan pendekatan tradisional. Kajian Caprio (1994), Nor Aini (2002), Van Drie dan Van Boxtel (2003), Curtis (1998), dan Lieu (1997) turut membuktikan bahawa pendekatan konstruktivisme dapat membantu pelajar untuk mendapatkan pemahaman dan pencapaian yang lebih tinggi dan signifikan.

3.      Pendekatan Deduktif – Induktif
a.       Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif ditandai dengan pemaparan konsep, definisi dan istilah-istilah pada bagian awal pembelajaran. Pendekatan deduktif dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik bila siswa telah mengetahui wilayah persoalannya dan konsep dasarnya(Suwarna,2005).
b.      Pendekatan Induktif
Ciri uatama pendekatan induktif dalam pengolahan informasi adalah menggunakan data untuk membangun konsep atau untuk memperoleh pengertian. Data yang digunakan mungkin merupakan data primer atau dapat pula berupa kasus-kasus nyata yang terjadi dilingkungan.
Prince dan Felder (2006) menyatakan pembelajaran tradisional adalah pembelajaran dengan pendekatan deduktif, memulai dengan teori-teori dan meningkat ke penerapan teori. Di bidang sain dan teknik dijumpai upaya mencoba pembelajaran dan topik baru yang menyajikan kerangka pengetahuan, menyajikan teori-teori dan rumus dengan sedikit memperhatikan pengetahuan utama mahasiswa, dan kurang atau tidak mengkaitkan dengan pengalaman mereka. Pembelajaran dengan pendekatan deduktif menekankan pada guru mentransfer informasi atau pengetahuan. Bransford (dalam Prince dan Felder, 2006) melakukan penelitian dibidang psikologi dan neurologi. Temuannya adalah: ”All new learning involves transfer of information based on previous learning”, artinya semua pembelajaran baru melibatkan transfer informasi berbasis pembelajaran sebelumnya.
Major (2006) menyatakan dalam pembelajaran dengan pendekatan deduktif dimulai dengan menyajikan generalisasi atau konsep. Dikembangkan melalui kekuatan argumen logika. Contoh urutan pembelajaran: (1) definisi disampaikan; dan (2) memberi contoh, dan beberapa tugas mirip contoh dikerjakan siswa dengan maksud untuk menguji pemahaman siswa tentang definisi yang disampaikan.
Alternatif pendekatan pembelajaran lainnya selain dengan pembelajaran pendekatan deduktif adalah dengan pendekatan induktif . Beberapa contoh pembelajaran dengan pendekatan induktif misalnya pembelajaran inkuiri, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis kasus, dan pembelajaran penemuan. Pembelajaran dengan pendekatan induktif dimulai dengan melakukan pengamati terhadap hal-hal khusus dan menginterpretasikannya, menganalisis kasus, atau memberi masalah konstekstual, siswa dibimbing memahami konsep, aturan-aturan, dan prosedur-prosedur berdasar pengamatan siswa sendiri.
Major (2006) berpendapat bahwa pembelajaran dengan pendekatan induktif efektif untuk mengajarkan konsep atau generalisasi. Pembelajaran diawali dengan memberikan contoh-contoh atau kasus khusus menuju konsep atau generalisasi. Siswa melakukan sejumlah pengamatan yang kemudian membangun dalam suatu konsep atau geralisasi. Siswa tidak harus memiliki pengetahuan utama berupa abstraksi, tetapi sampai pada abstraksi tersebut setelah mengamati dan menganalisis apa yang diamati.
Dalam fase pendekatan induktif-deduktif ini siswa diminta memecahkan soal atau masalah. Kemp (1994: 90) menyatakan ada dua kategori yang dapat dipakai dalam membahas materi pembelajaran yaitu metode induktif dan deduktif. Pada prinsipnya matematika bersifat deduktif. Matematika sebagai “ilmu” hanya diterima pola pikir deduktif. Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikiran “yang berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada hal yang bersifat khusus” Soedjadi (2000: 16). Dalam kegiatan memecahkan masalah siswa dapat terlibat berpikir dengan dengan menggunakan pola pikir induktif, pola pikir deduktif, atau keduanya digunakan secara bergantian.
4.      Pendekatan Konsep dan Proses
a.       Pendekatan Konsep
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konsep berarti siswa dibimbing memahami suatu bahasan melalui pemahaman konsep yang terkandung di dalamnya. Dalam proses pembelajaran tersebut penguasaan konsep dan subkonsep yang menjadi fokus. Dengan beberapa metode siswa dibimbing untuk memahami konsep. (http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode-pembelajaran/).
b.      Pendekatan Proses
Pada pendekatan proses, tujuan utama pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan proses seperti mengamati, berhipotesa, merencanakan, menafsirkan, dan mengkomunikasikan. Pendekatan keterampilan proses digunakan dan dikembangkan sejak kurikulum 1984. Penggunaan pendekatan proses menuntut keterlibatan langsung siswa dalam kegiatan belajar. (http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode-pembelajaran/).
Dalam pendekatan proses, ada dua hal mendasar yang harus selalu dipegang pada setiap proses yang berlangsung dalam pendidikan. Pertama, proses
mengalami. Pendidikan harus sungguh menjadi suatu pengalaman pribadi bagi
peserta didik. Dengan proses mengalami, maka pendidikan akan menjadi bagian
integral dari diri peserta didik; bukan lagi potongan-potongan pengalaman
yang disodorkan untuk diterima, yang sebenarnya bukan miliknya sendiri.
Dengan demikian, pendidikan mengejawantah dalam diri peserta didik dalam
setiap proses pendidikan yang dialaminya (
http://groups.yahoo.com/group/sd-islam/message/1907).
5.      Pendekatan Sains, Tekhnologi dan Masyarakat
National Science Teachers Association (NSTA) (1990 :1)memandang STM sebagai the teaching and learning of science in thecontext of human experience. STM dipandang sebagai proses pembelajaran yang senantiasa sesuai dengan konteks pengalaman manusia. Dalam pendekatan ini siswa diajak untuk meningkatakan
kreativitas, sikap ilmiah, menggunakan konsep dan proses sains dalam kehidupan sehari-hari.Definisi lain tentang STM dikemukakan oleh PENN STATE(2006:1) bahwa STM merupakan an interdisciplinary approach whichreflects the widespread realization that in order to meet the increasingdemands of a technical society, education must integrate acrossdisciplines. Dengan demikian, pembelajaran dengan pendekatan STMharuslah diselenggarakan dengan cara mengintegrasikan berbagaidisiplin (ilmu) dalam rangka memahami berbagai hubungan yangterjadi di antara sains, teknologi dan masyarakat. Hal ini berarti bahwa pemahaman kita terhadap hubungan antara sistem politik, tradisi masyarakat dan bagaimana pengaruh sains dan teknologi terhadap hubungan-hubungan tersebut menjadi bagian yang penting dalampengembangan pembelajaran di era sekarang ini.
Pandangan tersebut senada dengan pendapat NC State University (2006: 1), bahwa STM merupakan an interdisciplinery field of study that seeks to explore a understand the many ways that scinence and technology shape culture, values, and institution, and how such factors shape science and technology. STM dengandemikian adalah sebuah pendekatan yang dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana sains dan teknologi masuk dan merubah proses-proses sosial di masyarakat, dan bagaimana situasi sosial mempengaruhi perkembangan sains dan teknologi.
Hasil penelitian dari National Science Teacher Association ( NSTA ) ( dalam Poedjiadi, 2000 ) menunjukan bahwa pembelajaran sains dengan menggunakan pendekatan STM mempunyai beberapa perbedaan jika dibandingkan dengan cara biasa. Perbedaan tersebut ada pada aspek : kaitan dan aplikasi bahan pelajaran, kreativitas, sikap, proses, dan konsep pengetahuan. Melalui pendekatan STM ini guru dianggap sebagai fasilitator dan informasi yang diterima siswa akan lebih lama diingat. Sebenarnya dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM ini tercakup juga adanya pemecahan masalah, tetapi masalah itu lebih ditekankan pada masalah yang ditemukan sehari – hari, yang dalam pemecahannya menggunakan langkah – langkah (ilmiahhttp://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode-pembelajaran/).


Sumber :

Abdul Rahim Rashid. (1998). Ilmu Sejarah: Teori dan amalan dalam pengajaran A
dan pembelajaran Sejarah. Kertas kerja yang dibentangkan dalam Simposium Sejarah, Universiti Malaya, Kuala Lumpur, 30–31 Oktober.
Anwar. (2004). Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill Education). Bandung: Penerbit
Alfabeta.
Ausubel, D. P. (1963). The psychology of meaningful verbal learning. New York: A
Grune & Stratton Inc.
Bybee, R. W. (1993). Leadership, responsibility and reform in science education. B
Science Educator, 2,1–9.
Depdiknas. (2002). Pengembangan Pelaksanaan Broad-Based Education, High-
Based Education, dan Life Skills di SMU. Jakarta: Depdiknas.
Firdaus M Yunus. (2004). Pendidikan Berbasis Realitas Sosial, Paulo freire-Y.B
Mangunwijaya. Yogyakarta: Logung Pustaka
(http.//www.contextual.org.id)
(ilmiahhttp://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode-pembelajaran/).
IOWA State University. (2003). Incorporating Developmentally Appropriate
Learning Opportunities to Assess Impact of Life Skill Development.
Lifeskills4kids. (2000). Introduction & F.A.Q.
Ngalim Purwanto. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya
Lee, Kwuang-wu. 2000. English Teachers’ Barriers to the Use of Computer
assisted Language Learning. The Internet TESL Journal, Vol. VI, No. 12,
December 2000. http:/www..aitech.ac.jp/~iteslj/
(Frequently Asked Questions). kdavis@LifeSkills4Kids.com
Suhandoyo (1993). Upaya Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Melalui
Interaksi Positif dengan Lingkungan. Yogyakarta: PPM IKIP Yogyakarta.
Supriyadi. (1999). Buku Pegangan Perkuliahan Teknologi Pengajaran Fisika.
Yogyakarta: Jurdik Fisika FMIPA UNY
Suyoso. (2001). Ilmu Alamiah Dasar. Yogyakarta:
Trowbidge dan Byebee. (1986). Becoming a Secondary school science Teacher.
London: Merill Publishing Company.
Utah State Board of Education. (2001). Life Skills. www.caseylifeskills.org
Rusmansyah.(2000). Prospek Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-
Masyarakat (STM) dalam pembelajaran Kimia di Kalimantan Selatan.



Makalah dikutip dari Ida Hariyant