PENGETAHUAN ADALAH UANG YANG BERLAKU DIMANA SAJA, SUKSES ADALAH BUAH DARI PERENCANAAN. Semua langkah-langkah yang ditempuh melalui perencanaan yang telah dihutung meski terkadang mengalami perubahan

This is default featured slide 1 title

HIDUP BAGAIKAN DUNIA YANG SELALU BERPUTAR DAN DUNIA BISA BERPUTAR KETIKA MANUSIA BISA SALING MELINDUNGI DAN MEMBANTU.

This is default featured slide 2 title

TEMAN DAN SAHABAT ADALAH SELALU ADA DISAAT KITA TERJATUH.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 6 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 7 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 8 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 22 Oktober 2014

PURA SAD KAHYANGAN JAGAT

Jenis Pura

Terdapat beberapa jenis pura yang berfungsi khusus untuk menggelar beberapa ritual keagamaan Hindu dharma, sesuai penanggalan Bali.
  1. Pura Kahyangan Jagad: pura yang terletak di daerah pegunungan. Dibangun di lereng gunung, pura ini sesuai dengan kepercayaan Hindu Bali yang memuliakan tempat yang tinggi sebagai tempat bersemayamnya para dewa dan hyang.
  2. Pura Segara: pura yang terletak di tepi laut. Pura ini penting untuk menggelar ritual khusus seperti upacara Melasti.
  3. Pura Desa: pura yang terletak dalam kawasan desa atau perkotaan, berfungsi sebagai pusat kegiatan keagamaan masyarakat Hindu dharma di Bali.

Sad Kahyangan

Sad Kahyangan atau Sad Kahyangan Jagad, adalah enam pura utama yang menurut kepercayaan masyarakat Bali merupakan sendi-sendi pulau Bali. Masyarakat Bali pada umumnya menganggap pura-pura berikut sebagai Sad Kahyangan:
  1. Pura Besakih di Kabupaten Karangasem.
 

Pura Besakih adalah sebuah komplek pura yang terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem, Bali, Indonesia. Komplek Pura Besakih terdiri dari 1 Pura Pusat (Pura Penataran Agung Besakih) dan 18 Pura Pendamping (1 Pura Basukian dan 17 Pura Lainnya). Di Pura Basukian, di areal inilah pertama kalinya tempat diterimanya wahyu Tuhan oleh Hyang Rsi Markendya, cikal bakal Agama Hindu Dharma sekarang di Bali, sebagai pusatnya. Pura Besakih merupakan pusat kegiatan dari seluruh Pura yang ada di Bali. Di antara semua pura-pura yang termasuk dalam kompleks Pura Besakih, Pura Penataran Agung adalah pura yang terbesar, terbanyak bangunan-bangunan pelinggihnya, terbanyak jenis upakaranya dan merupakan pusat dan semua pura yang ada di komplek Pura Besakih. Di Pura Penataran Agung terdapat 3 arca atau candi utama simbol stana dari sifat Tuhan Tri Murti, yaitu Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Dewa Siwa yang merupakan perlambang Dewa Pencipta, Dewa Pemelihara dan Dewa Pelebur/Reinkarnasi. Pura Besakih masuk dalam daftar pengusulan Situs Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 1995.

Filosofi

Keberadaan fisik bangunan Pura Besakih, tidak sekedar menjadi tempat pemujaan terhadap Tuhan YME, menurut kepercayaan Agama Hindu Dharma, yang terbesar di pulau Bali, namun di dalamnya memiliki keterkaitan latar belakang dengan makna Gunung Agung. Sebuah gunung tertinggi di pulau Bali yang dipercaya sebagai pusat Pemerintahan Alam Arwah, Alam Para Dewata, yang menjadi utusan Tuhan untuk wilayah pulau Bali dan sekitar. Sehingga tepatlah kalau di lereng Barat Daya Gunung Agung dibuat bangunan untuk kesucian umat manusia, Pura Besakih yang bermakna filosofis.
Makna filosofis yang terkadung di Pura Besakih dalam perkembangannya mengandung unsur-unsur kebudayaan yang meliputi:
  1. Sistem pengetahuan,
  2. Peralatan hidup dan teknologi,
  3. Organisasi sosial kemasyarakatan,
  4. Mata pencaharian hidup,
  5. Sistem bahasa,
  6. Religi dan upacara, dan
  7. Kesenian.
Ketujuh unsur kebudayaan itu diwujudkan dalam wujud budaya ide, wujud budaya aktivitas, dan wujud budaya material. Hal ini sudah muncul baik pada masa pra-Hindu maupun masa Hindu yang sudah mengalami perkembangan melalui tahap mitis, tahap ontologi dan tahap fungsional.

Objek penelitian

Pura Besakih sebagai objek penelitian berkaitan dengan kehidupan sosial budaya masyarakat yang berada di Kabupaten Karangasem Provinsi Bali.
Berdasar sebuah penelitian, bangunan fisik Pura Besakih telah mengalami perkembangan dari kebudayaan pra-hindu dengan bukti peninggalan menhir, punden berundak-undak, arca, yang berkembang menjadi bangunan berupa meru, pelinggih, gedong, maupun padmasana sebagai hasil kebudayaan masa Hindu.
Latar belakang keberadaan bangunan fisik Pura Besakih di lereng Gunung Agung adalah sebagai tempat ibadah untuk menyembah Dewa yang dikonsepsikan gunung tersebut sebagai istana Dewa tertinggi.
Pada tahapan fungsional manusia Bali menemukan jati dirinya sebagai manusia homo religius dan mempunyai budaya yang bersifat sosial religius, bahwa kebudayaan yang menyangkut aktivitas kegiatan selalu dihubungkan dengan ajaran Agama Hindu.
Dalam budaya masyarakat Hindu Bali, ternyata makna Pura Besakih diidentifikasi sebagai bagian dari perkembangan budaya sosial masyarakat Bali dari mulai pra-Hindu yang banyak dipengaruhi oleh perubahan unsur-unsur budaya yang berkembang, sehingga memengaruhi perubahan wujud budaya ide, wujud budaya aktivitas, dan wujud budaya material. Perubahan tersebut berkaitan dengan ajaran Tattwa yang menyangkut tentang konsep ketuhanan, ajaran Tata-susila yang mengatur bagaimana umat Hindu dalam bertingka laku, dan ajaran Upacara merupakan pengaturan dalam melakukan aktivitas ritual persembahan dari umat kepada TuhanNya, sehingga ketiga ajaran tersebut merupakan satu kesatuan dalam ajaran Agama Hindu Dharma di Bali.


Pura Lempuyang Luhur salah satu obyek wisata di Bali, dan juga merupakan tempat suci bagi umat Hindu, pura berlokasi wilayah bagian Timur pulau dewata tepatnya di Kabupaten Karangasem. Dengan latar belakang panorama Gunung Agung yang memukau, disamping sebagai tempat suci, Pura Sad Kahyangan Lempuyang Luhur memiliki keunikan tersendiri seperti kemurnian alamnya, terutama kawasan hutan cocok menjadi paru-paru Pulau Dewata. Wisatawan yang gemar trekking, melakukan perjalanan ke Pura Luhur ini akan memberikan sensasi dan pengalaman indah, unik serta menantang ada beberapa jalur pendakian menuju puncak, jika mau lebih gampang, sudah disediakan di jalur utama dengan tangga berundak, biasa juga digunakan oleh umat Hindu sebagai jalur persembahyangan.

Awal perjalanan dimulai dengan kelokan disertai tanjakan, tempat yang pertama dapat kita kunjungi adalah Pura Lempuyang Madya termasuk Pura Dang Kahyangan. Soal status yang kasungsung (dipuja) oleh umat Hindu di pura tersebut diyakinkan adalah Ida Batara Empu Agenijaya dan Empu Manik Geni. Beliau, Empu Agenijaya bersaudara tujuh, diantaranya Mpu Kuturan, Mpu Baradah serta Mpu Semeru. Sementara palinggih yang ada diantaranya palinggih bebaturan linggih Batara Empu Agenijaya sareng Empu Manikgeni, Gedong Tumpang Siki (satu), dua dan tiga, Manjangan Saluang, Sanggar Agung, Bale Pawedaan, serta Bale Pesandekan. 


Bagi wisatawan yang ingin melihat keindahan dari Puncak Gunung Lempuyang / Bukit Bisbis menuju Pura utama Sad Kahyangan Lempuyang Luhur di puncak kita harus menapaki lebih dari 1.700 (seribu tujuh ratus) anak tangga, pada saat menapaki jalan ke puncak inilah kita disuguhi udara sejuk dari hutan yang masih asri, suara-suara satwa dan pemandangan alam Kabupaten Karangasem yang memukau, yang lebih unik. Perlu usaha extra untuk menuju puncak, rimbuhan belukar bertebaran diantara pohon-pohon tropis, kicauan burung di alam bebas, dan kera-kera liar yang tampak bergelantungan adalah hiburan saat perjalanan.


 Sebagai sebuah agent perjalanan yang berbasis di pusat kota Denpasar, maka kami berkomitmen menyediakan beragam rekreasi seperti watersport yang terletak di Tanjung Benoa Nusa Dua, Telaga Waja rafting dan juga sungai Ayung, tersedia  voucher cruise untuk kapal Bali Hai dan Quicksilver, kapal selam Odyssey Submarine , kami juga sediakan paket perjalanan dari setengah hari,  full day sampai beberapa hari seperti 3 hari, 4 hari, 5 hari dan 6 hari tour masih banyak lagi berbagai aktifitas yang kami sediakan. Atau alternatif lainnya wisatawan bisa sewa mobil + supir + bbm menentukan sendiri rute perjalanan yang diinginkan bisa juga setir sendiri kalau sudah tahu rute/ jalan menuju tempat tersebut. 

3. Pura Goa Lawah di Kabupaten Klungkung.


Bhatara Tengahing Segara
Ava divas tarayanti
Sapta suryasya rasmayah.
Apah samudrriya dharaah. (Atharvaveda VII.107.1). Maksudnya:
Sinar tujuh matahari itu menguapkan secara alami air laut ke langit biru. Kemudian dari langit biru itu hujan diturunkan ke bumi.
Tuhan menciptakan alam dengan hukum-hukumnya yang disebut rta. Matahari bersinar menyinari bumi. Air adalah unsur terbesar yang membangun bumi ini.
Demikianlah sinar matahari dengan panasnya menyinari bumi termasuk air laut dengan sangat teratur. Itulah hukum alam ciptaan Tuhan. Air laut yang terkena sinar matahari menguap ke langit biru. Air laut yang kena sinar matahari itu menguap menjadi mendung. Karena hukum alam itu juga mendung menjadi hujan. Air hujan yang jatuh di gunung akan tersimpan dengan baik kalau hutannya lebat. Dari proses ala ciptaan Tuhan inilah ada kesuburan di bumi. Bumi yang subur itulah sumber kehidupan semua makhluk hidup di bumi. Semuanya itu terjadi karena rta yaitu hukum alam ciptaan Tuhan. Alangkah besarnya karunia Tuhan kepada umat manusia. Itulah hutang manusia kepada Tuhan. Manusia akan sengsara kalau proses alam berdasarkan rta itu diganggu.
Untuk menanamkan sikap hidup tidak merusak proses alam itulah Tuhan dipuja sebagai Dewa Laut. Dalam tradisi Hindu di Bali Tuhan sebagai Dewa Laut itu disebut ''Bhatara Tengahing Segara''. Di Bali Pura Goa Lawah merupakan Pura untuk memuja Tuhan sebagai Dewa Laut. Pura Goa Lawah di Desa Pesinggahan Kecamatan Dawan, Klungkung inilah sebagai pusat Pura Segara di Bali untuk memuja Tuhan sebagai Dewa Laut.
Dalam Lontar Prekempa Gunung Agung diceritakan Dewa Siwa mengutus Sang Hyang Tri Murti untuk menyelamatkan bumi. Dewa Brahma turun menjelma menjadi Naga Ananta Bhoga. Dewa Wisnu menjelma sebagai Naga Basuki. Dewa Iswara menjadi Naga Taksaka. Naga Basuki penjelmaan Dewa Wisnu itu kepalanya ke laut menggerakan samudara agar menguap menajdi mendung. Ekornya menjadi gunung dan sisik ekornya menjadi pohon-pohonan yang lebat di hutan. Kepala Naga Basuki itulah yang disimbolkan dengan Pura Goa Lawah dan ekornya menjulang tinggi sebagai Gunung Agung. Pusat ekornya itu di Pura Goa Raja, salah satu pura di kompleks Pura Besakih. Karena itu pada zaman dahulu goa di Pura Goa Raja itu konon tembus sampai ke Pura Goa Lawah. Karena ada gempa tahun 1917, goa itu menjadi tertutup.
Keberadaan Pura Goa Lawah ini dinyatakan dalam beberapa lontar seperti Lontar Usana Bali dan juga Lontar Babad Pasek. Dalam Lontar tersebut dinyatakan Pura Goa Lawah itu dibangun atas inisiatif Mpu Kuturan pada abad ke XI Masehi dan kembali dipugar untuk diperluas pada abad ke XV Masehi. Dalam Lontar Usana Bali dinyatakan bahwa Mpu Kuturan memiliki karya yang bernama ''Babading Dharma Wawu Anyeneng' yang isinya menyatakan tentang pendirian beberapa Pura di Bali termasuk Pura Goa Lawah dan juga memuat tahun saka 929 atau tahun 107 Masehi. Umat Hindu di Bali umumnya melakukan Upacara Nyegara Gunung sebagai penutup upacara Atma Wedana atau disebut juga Nyekah, Memukur atau Maligia.
Upacara ini berfungsi sebagai pemakluman secara ritual sakral bahwa atman keluarga yang diupacarai itu telah mencapai Dewa Pitara. Upacara Nyegara Gunung itu umumnya di lakukan di Pura Goa Lawah dan Pura Besakih salah satunya ke Pura Goa Raja.
Pura Besakih di lereng Gunung Agung dan Pura Goa Lawah di tepi laut adalah simbol lingga yoni dalam wujud alam. Lingga yoni ini adalah sebagai simbol untuk memuja Tuhan yang salah satu kemahakuasaannya mempertemukan unsur purusa dengan predana. Bertemunya purusa sebagai unsur spirit dengan predana sebagai unsur meteri menyebabkan terjadinya penciptaan. Demikiankah Gunung Agung sebagai simbol purusa dan Goa Lawah sebagai simbol pradana. Hal ini untuk melukiskan proses alam di mana air laut menguap menjadi mendung dan mendung menjadi hujan. Hujan ditampung oleh gunung dengan hutannya yang lebat. Itulah proses alam yang dilukiskan oleh dua alam itu. Proses alam itu terjadi atas hukm Tuhan. Karena itulah di tepi laut di Desa Pesinggahan dirikan Pura Goa Lawah dan di Gunung Agung dirikan Pura Besakih dengan 18 kompleksnya yang utama. Di Pura itulah Tuhan dipuja guna memohon agar proses alam tersebut tetap dapat berjalan sebagaimana mestinya. Karena dengan berjalannya proses itu alam ini tetap akan subur memberi kehidupan pada umat manusia.
Pujawali atau piodalan di Pura Goa Lawah ini untuk memuja Bhatara Tengahing Segara dan Sang Hyang Basuki dilakukan setiap Anggara Kasih Medangsia. Di jeroan Pura, tepatnya di mulut goa terdapat pelinggih Sanggar Agung sebagai pemujaan Sang Hyang Tunggal. Ada Meru Tumpang Tiga sebagai pesimpangan Bhatara Andakasa. Ada Gedong Limasari sebagai Pelinggih Dewi Sri dan Gedong Limascatu sebagai Pelinggih Bhatara Wisnu. Dua pelinggih inilah sebagai pemujaan Tuhan sebagai Sang Hyang Basuki dan Bhatara Tengahing Segara.
*Ketut Gobyah
4. Pura Uluwatu di Kabupaten Badung.


Pura Luhur Uluwatu atau Pura Uluwatu merupakan pura yang berada di wilayah Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, Badung.
Pura yang terletak di ujung barat daya pulau Bali di atas anjungan batu karang yang terjal dan tinggi serta menjorok ke laut ini merupakan Pura Sad Kayangan yang dipercaya oleh orang Hindu sebagai penyangga dari 9 mata angin. Pura ini pada mulanya digunakan menjadi tempat memuja seorang pendeta suci dari abad ke-11 bernama Empu Kuturan. Ia menurunkan ajaran Desa Adat dengan segala aturannya. Pura ini juga dipakai untuk memuja pendeta suci berikutnya, yaitu Dang Hyang Nirartha, yang datang ke Bali pada akhir tahun 1550 dan mengakhiri perjalanan sucinya dengan apa yang dinamakan Moksah atau Ngeluhur di tempat ini. Kata inilah yang menjadi asal nama Pura Luhur Uluwatu.[1]
Pura Uluwatu terletak pada ketinggian 97 meter dari permukaan laut. Di depan pura terdapat hutan kecil yang disebut alas kekeran, berfungsi sebagai penyangga kesucian pura.
Pura Uluwatu mempunyai beberapa pura pesanakan, yaitu pura yang erat kaitannya dengan pura induk. Pura pesanakan itu yaitu Pura Bajurit, Pura Pererepan, Pura Kulat, Pura Dalem Selonding dan Pura Dalem Pangleburan. Masing-masing pura ini mempunyai kaitan erat dengan Pura Uluwatu, terutama pada hari-hari piodalan-nya. Piodalan di Pura Uluwatu, Pura Bajurit, Pura Pererepan dan Pura Kulat jatuh pada Selasa Kliwon Wuku Medangsia setiap 210 hari. Manifestasi Tuhan yang dipuja di Pura Uluwatu adalah Dewa Rudra.[2]

 

Pura Uluwatu juga menjadi terkenal karena tepat di bawahnya adalah pantai Pecatu yang sering kali digunakan sebagai tempat untuk olahraga selancar, bahkan even internasional seringkali diadakan di sini. Ombak pantai ini terkenal amat cocok untuk dijadikan tempat selancar selain keindahan alam Bali yang memang amat cantik.

Pura Luhur Uluwatu Stana Dewa Rudra
Utpatti Bhagawan Brahma,
stithi Wisnuh tathewaca.
Pralina Bhagawan Rudrah,
trayastre lokya sranah.
(Buana Kosa. 25)
Maksudnya:
Tuhan sebagai Dewa Brahma sebagai pencipta Utpati, sebagai Dewa Wisnu menjadi pemelihara atau Stithi dan sebagai Dewa Rudra sebagai pemralina. Tuhan dalam wujud tiga Dewa itulah pelindung bumi.

Pura Luhur Uluwatu ini berada di Desa Pecatu Kecamatan Kuta Kabupaten Badung. Pura Luhur Uluwatu dalam pengider-ider Bali berada di arah barat daya sebagai pura untuk memuja Tuhan sebagai Batara Rudra. Kedudukan Pura Luhur Uluwatu tersebut berhadap-hadapan dengan Pura Andakasa, Pura Batur dan Pura Besakih. Karena itu umumnya banyak umat Hindu sangat yakin di Pura Luhur Uluwatu itulah sebagai media untuk memohon karunia menata kehidupan di bumi ini.
Karena itu, di Pura Luhur Uluwatu itu terfokus daya wisesa atau kekuatan spiritual dari tiga dewa yaitu Dewa Brahma memancar dari Pura Andakasa, Dewa Wisnu dari Pura Batur dan Dewa Siwa dari Pura Besakih. Tiga daya wisesa itulah yang dibutuhkan dalam hidup ini. Dinamika hidup akan mencapai sukses apabila adanya keseimbangan Utpati, Stithi dan Pralina secara benar, tepat dan seimbang.
Menurut Lontar (pustaka kuna) Kusuma Dewa Pura ini didirikan atas anjuran Mpu Kuturan sekitar abad ke-11. Pura ini salah satu dari enam Pura Sad Kahyangan yang disebutkan dalam Lontar Kusuma Dewa. Pura yang disebut Pura Sad Kahyangan ada enam yaitu Pura Besakih, Pura Lempuhyang Luhur, Pura Goa Lawah, Pura Luhur Uluwatu, Pura Luhur Batukaru dan Pura Pusering Jagat.
Berhubung banyak lontar yang menyebutkan Sad Kahyangan, maka tahun 1979-1980 Institut Hindu Dharma (sekarang Unhi) atas penugasan Parisada Hindu Dharma Pusat mengadakan penelitian secara mendalam. Akhirnya disimpulkan bahwa Pura Sad Kahyangan menurut Lontar Kusuma Dewa keenam pura itulah yang ditetapkan. Lontar tersebut dibuat tahun 1005 Masehi atau tahun Saka 927, hal ini didasarkan pada adanya pintu masuk di Pura Luhur Uluwatu menggunakan Candi Paduraksa yang bersayap.
Candi tersebut sama dengan candi masuk di Pura Sakenan di Pulau Serangan Kabupaten Badung. Di candi Pura Sakenan tersebut terdapat Candra Sangkala dalam bentuk Resi Apit Lawang yaitu dua orang pandita berada di sebelah-menyebelah pintu masuk. Hal ini menunjukkan angka tahun yaitu 927 Saka, ternyata tahun yang disebutkan dalam Lontar Kusuma Dewa sangat tepat.
Dalam Lontar Padma Bhuwana disebutkan juga tentang pendirian Pura Luhur Uluwatu sebagai Pura Padma Bhuwana oleh Mpu Kuturan pada abad ke-11. Candi bersayap seperti di Pura Luhur Uluwatu terdapat juga di Lamongan, Jatim. Pura Luhur Uluwatu berfungsi sebagai tempat pemujaan Dewa Siwa Rudra dan terletak di barat daya Pulau Bali. Pura Luhur Uluwatu didirikan berdasarkan konsepsi Sad Winayaka dan Padma Bhuwana.
Sebagai pura yang didirikan dengan konsepsi Sad Winayaka, Pura Luhur Uluwatu sebagai salah satu dari Pura Sad Kahyangan untuk melestarikan Sad Kertih (Atma Kerti, Samudra Kerti, Danu Kerti, Wana Kerti, Jagat Kerti dan Jana Kerti). Sedangkan sebagai pura yang didirikan berdasarkan Konsepsi Padma Bhuwana, Pura Luhur Uluwatu didirikan sebagai aspek Tuhan yang menguasai arah barat daya. Pemujaan Dewa Siwa Rudra adalah pemujaan Tuhan dalam memberi energi kepada ciptaannya.
Ida Pedanda Punyatmaja Pidada pernah beberapa kali menjabat Ketua Parisada Hindu Dharma Pusat mengatakan bahwa di Pura Luhur Uluwatu memancar energi spiritual tiga dewa. Kekuatan suci ketiga Dewa Tri Murti (Brahma, Wisnu dan Siwa) menyatu di Pura Luhur Uluwatu. Karena itu umat yang membutuhkan dorongan spiritual untuk menciptakan, memelihara dan meniadakan sesuatu yang patut diadakan, dipelihara dan dihilangkan sering khusus memuja Dewa Siwa Rudra di Pura Luhur Uluwatu.
Salah satu ciri hidup yang ideal menurut pandangan Hindu adalah menciptakan segala sesuatu yang patut diciptakan. Memelihara sesuatu yang patut dipelihara dan menghilangkan sesuatu yang patut dihilangkan. Menciptakan, memelihara dan menghilangkan sesuatu yang patut itu tidaklah mudah. Berbagai hambatan akan selalu menghadang.
Dalam menghadapi berbagai kesukaran itulah umat sangat membutuhkan kekuatan moral dan daya tahan mental yang tangguh. Untuk mendapatkan keluhuran moral dan ketahanan mental itu salah satu caranya dengan jalan memuja Tuhan dengan tiga manifestasinya. Untuk menumbuhkan daya cipta yang kreatif pujaan Tuhan dalam manifestasinya sebagai Dewa Brahma.
Untuk memiliki ketetapan hati memelihara sesuatu yang patut dipelihara pujaan Tuhan dalam manifestasinya sebagai Dewa Wisnu. Untuk mendapatkan kekuatan untuk menghilangkan sesuatu yang patut dihilangkan pujaan Tuhan dalam manifestasinya sebagai Dewa Siwa. Energi spiritual ketiga manifestasi Tuhan itu menyatu dalam Dewa Siwa Rudra yang dipuja di Pura Luhur Uluwatu.
Pura Luhur Uluwatu ini tergolong Pura Kahyangan Jagat. Karena Pura Sad Kahyangan dan Pura Padma Bhuwana itu adalah tergolong Pura Kahyangan Jagat. Di Pura Luhur Uluwatu ini Batara Rudra dipuja di Meru Tumpang Tiga. Di sebelah kanan dari Jaba Pura Luhur Uluwatu ada Pura Dalem Jurit sebagai pengembangan Pura Luhur Uluwatu pada zaman kedatangan Dang Hyang Dwijendra pada abad ke-16 Masehi.
Di Pura Dalem Jurit ini terdapat tiga patung yaitu patung Brahma, Ratu Bagus Dalem Jurit dan Wisnu. Ratu Bagus Dalem Jurit itulah sesungguhnya Dewa Siwa Rudra dalam wujud Murti Puja. Pemujaan energi Tri Murti dengan sarana patung ini merupakan peninggalan sistem pemujaan Tuhan dengan sarana patung dikembangkan dengan sistem pelinggih. Karena saat beliau datang ke Pura Dalem Jurit itu sistem pemujaan di Pura Luhur Uluwatu masih sangat sederhana karena kebutuhan umat memang juga masih sederhana saat itu.
Pura Luhur Uluwatu juga memiliki beberapa pura Prasanak atau Jajar Kemiri. Pura Prasanak tersebut antara lain Pura Parerepan di Desa Pecatu, Pura Dalem Kulat, Pura Karang Boma, Pura Dalem Selonding, Pura Pangeleburan, Pura Batu Metandal dan Pura Goa Tengah. Semua Pura Prasanak tersebut berada di sekitar wilayah Pura Luhur Uluwatu di Desa Pecatu. Umumnya Pura Kahyangan Jagat memiliki Pura Prasanak.
* I Ketut Gobyah

Pura Sad Kahyangan yang dinyatakan dalam Lontar Kusuma Dewa itu adalah Sad Kahyangan saat Bali masih satu kerajaan. Pura Luhur Uluwatu adalah salah satu pura yang dinyatakan sebagai Pura Sad Kahyangan dalam Lontar Kusuma Dewa dan juga beberapa lontar lainnya. Pura Luhur Uluwatu itu juga dinyatakan sebagai Pura Padma Bhuwana yang berada di arah barat daya Pulau Bali.
Arah barat daya itu dalam sistem pengider-ider Hindu Sekte Siwa Sidhanta adalah Dewa Siwa Rudra. Dalam konsep Siwa Sidhanta, Dewa Tri Murti itu adalah manifestasi Siwa sebagai sebutan Tuhan Yang Maha Esa. Tetapi dalam konsep Waisnawa, Tri Murti itu adalah perwujudan Maha Wisnu.
Dalam Rgveda I, 164. 46 dinyatakan bahwa Tuhan itu mahaesa para Wipra atau orang-orang suci menyebutnya dengan banyak nama. Jadinya Pura Luhur Uluwatu itu adalah Pura Kahyangan Jagat yang didirikan berdasarkan konsepsi Sad Winayaka dan konsepsi Padma Bhuwana. Sebagai Siwa Rudra berkedudukan untuk membumikan purusa wisesa dari Dewa Tri Murti agar umat tertuntun melakukan dinamika hidupnya berdasarkan Tri Kona yaitu kreatif menciptakan sesuatu yang sepatutnya diciptakan.
Kreatif memelihara dan melindungi sesuatu yang seyogianya dipelihara dan dilindungi. Demikian juga melakukan upaya pralina pada sesuatu yang seyogianya dipralina. Siapa pun yang dapat hidup seimbang berbuat berdasarkan konsep Tri Kona itu dialah orang yang hebat karena sukses dalam hidupnya. Karena itulah Tuhan di Pura Luhur Uluwatu dipuja sebagai Dewa Siwa Rudra. Kata Rudra dalam bahasa Sansekerta artinya hebat atau bergairah.
Keberadaan Pura Luhur Uluwatu ini sejak abad XVI Masehi ada terkait dengan tirthayatra Dang Hyang Dwijendra. Setelah itu didirikanlah Meru Tumpang Tiga di Pura Luhur Uluwatu sebagai pemujaan Dewa Siwa Rudra di mana aspek Brahma dan Wisnu juga terkait menjadi energi magis religius dalam pemujaan Siwa Rudra di Meru Tumpang Tiga. Meskipun kedatangan Dang Hyang Dwijendra memperluas tempat pemujaan di Pura Luhur Uluwatu bukan berarti apa yang telah ada harus ditinggalkan begitu saja.
Di sebelah kiri sebelum masuk pintu Candi Bentar tersebut terdapat kompleks pelinggih yang disebut Dalem Jurit. Di Pura Dalem Jurit inilah terdapat tiga patung Tri Murti yang merupakan tempat pemujaan Siwa Rudra ketika Mpu Kuturan mendirikan pura tersebut abad ke-11 Masehi. Dari Dalem Jurit kita terus masuk melalui Candi Bentar.
Di jaba tengah ini kita menoleh ke kiri lagi ada sebuah bak air yang selalu berisi air meskipun musim kering sekalipun. Hal ini dianggap suatu keajaiban dari Pura Luhur Uluwatu. Sebab, di wilayah Desa Pecatu adalah daerah perbukitan batu karang berkapur yang mengandalkan air hujan. Bak air itu dikeramatkan karena keajaibannya itu. Keperluan air untuk bahan tirtha cukup diambil dari bak air tersebut.
Dari jaba tengah ini kita terus masuk melalui Candi Kurung Padu Raksa bersayap. Candi ini ada yang menduga dibuat pada abad ke-11 Masehi karena dihubungkan dengan Candi Kurung bersayap yang ada di Pura Sakenan. Namun ada juga yang berpendapat bahwa Candi Kurung bersayap seperti ini ada di Jawa Timur peninggalan purbakala di Sendang Duwur dengan Candra Sengkala yaitu tanda tahun Saka dengan kalimat dalam bahasa Jawa Kuna sbb: Gunaning salira tirtha bayu, artinya menunjukkan angka tahun Saka 1483 atau tahun 1561 Masehi.
Candi Kurung Padu Raksa bersayap di Sendang Duwur sama dengan Candi Kurung Padu Raksa di Pura Luhur Uluwatu. Dengan demikian nampaknya lebih tepat kalau dikatakan bahwa Candi Kurung Padu Raksa di Pura Luhur Uluwatu dibuat pada zaman Dang Hyang Dwijendra yaitu abad XVI. Karena Dang Hyang Dwijendra-lah yang memperluas Pura Luhur Uluwatu.
Setelah kita masuk ke jeroan (bagian dalam pura) kita menjumpai bangunan yang paling pokok yaitu Meru Tumpang Tiga tempat pemujaan Dewa Siwa Rudra. Bangunan yang lainnya adalah bangunan pelengkap saja seperti Tajuk tempat meletakkan upacara dan Balai Pawedaan tempat pandita memuja memimpin upacara. Upacara piodalan atau sejenis hari besarnya Pura Luhur Uluwatu pada hari Selasa Kliwon Wuku Medangsia atau setiap 210 hari berdasarkan perhitungan kalender Wuku.
Pura Luhur Uluwatu memiliki wilayah suci dalam radius kurang lebih lima kilometer. Wilayah ini disebut wilayah Kekeran, artinya wilayah yang suci. Yang patut kita perhatikan adalah melindungi wilayah yang disebut sebagai wilayah kekeran. Hendaknya semua pihak menghormati wilayah kekeran tersebut untuk menjaga agar jangan ada bangunan yang tidak terkait dengan keberadaan Pura Luhur Uluwatu itu.
Wilayah kekeran itu hendaknya dijaga agar tetap hijau dengan tumbuh-tumbuhan yang khas Bali. Boleh dikreasi sepanjang untuk mengembangkan tumbuh-tumbuhan hutan dengan tanem tuwuh-nya, sehingga wilayah kekeran itu benar-benar asri dan juga suci tidak dijadikan pengembangan pasilitas yang lainnya. Lebih-lebih berdasarkan Bhisama Kesucian Pura di Pura Kahyangan Jagat seperti Pura Luhur Uluwatu ini harus dijaga tidak boleh ada bangunan di luar fasilitas pura dengan radius apeneleng -- sekitar lima kilometer -- harus steril dari bangunan yang tidak ada hubungannya dengan keberadaan Pura Luhur Uluwatu.
* wiana

5. Pura Batukaru di Kabupaten Tabanan.


Piodalan pada Weraspati, Umanis, Dungulan
Sanghyang Tumuwuh di Pura Batukaru
Avir Vai nama devata,
rtena-aste parivrta,
tasya rupena-ime vrksah,
harita haritasrajah.
(Atharvaveda X. 8.31).
Maksudnya:
Warna hijau pada daun tumbuh-tumbuhan karena mengandung klorofil di dalamnya. Zat klorofil itu menyelamatkan hidup. Hal itu ditetapkan oleh Rta yang ada dalam tumbuh-tumbuhan. Karena zat itu tumbuh-tumbuhan menjadi amat berguna sebagai bahan makanan dan obat-obatan.

PURA Luhur Batukaru adalah pura sebagai tempat memuja Tuhan sebagai Dewa Mahadewa. Karena fungsinya untuk memuja Tuhan sebagai Dewa yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dengan mempergunakan air secara benar, maka di Pura Luhur Batukaru ini disebut sebagai pemujaan Tuhan sebagai Ratu Hyang Tumuwuh -- sebutan Tuhan sebagai yang menumbuhkan.
Tuhan sebagai sumber yang mempertemukan air dengan tanah sehingga muncullah kekuatan untuk menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan itu akan tumbuh subur dengan daunnya yang hijau mengandung klorofil sebagai zat yang menyelamatkan hidup. Pemujaan Tuhan di Pura Luhur Batukaru hendaknya dijadikan media untuk membangun daya spiritual membangun semangat hidup untuk secara sungguh-sungguh menjaga kesuburan tanah dan sumber-sumber air.
Dengan tanah yang terjaga kesuburannya dan sumber-sumber air terlindungi, maka tumbuh-tumbuhan akan subur. Tumbuh-tumbuhan yang subur akan berlanjut terus apabila udara tidak tercemar oleh emisi CO2. Udara yang tercemar akan dapat menimbulkan hujan asam yang merusak pucuk tumbuhan-tumbuhan. Jadi pemujaan Tuhan sebagai Sang Hyang Tumuwuh memiliki makna yang dalam bagi kehidupan umat manusia di bumi ini. Adanya konferensi tentang merubahan cuaca yang diikuti oleh 187 negara di Nusa Dua patut dijadikan momentum untuk mengingatkan diri kita tentang nilai yang terkandung di balik Pemujaan Sang Hyang Tumuwuh di Pura Luhur Batukaru.
Pura Luhur Batukaru terletak di Desa Wongaya Gede Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan. Lokasi pura ini terletak di bagian barat Pulau Bali di lereng selatan Gunung Batukaru. Kemungkinan besar nama pura ini diambil dari nama Gunung Batukaru ini. Bagi mereka yang ingin sembahyang ke Pura Luhur Batukaru sangat diharapkan terlebih dahulu sembahyang di Pura Jero Taksu. Pura Jero Taksu ini memang letaknya agak jauh dari Pura Luhur Batukaru.
Tujuan persembahyangan di Pura Jero Taksu itu adalah sebagai permakluman agar sembahyang di Pura Luhur Batukaru mendapatkan keberhasilan. Pura Taksu ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan Pura Luhur Batukaru. Setelah itu barulah menuju pancuran yang letaknya di bagian tenggara dari pura utama namun tetap berada dalam areal Pura Luhur Batukaru.
Air pancuran ini adalah untuk menyucikan diri dengan jalan berkumur, cuci muka dan cuci kaki di pancuran tersebut terus dilanjutkan sembahyang di Pelinggih Pura Pancuran tersebut sebagai tanda penyucian sakala dan niskala atau lahir batin sebagai syarat utama agar pemujaan dapat dilakukan dengan kesucian jasmani dan rohani.
Pura Luhur Batukaru ini juga termasuk Pura Sad Kahyangan yang disebut dalam Lontar Kusuma Dewa. Pura Luhur Batukaru sudah ada pada abad ke-11 Masehi. Sezaman dengan Pura Besakih, Pura Lempuyang Luhur, Pura Guwa Lawah, Pura Luhur Uluwatu, dan Pura Pusering Jagat. Sebagai penggagas berdirinya Sad Kahyangan adalah Mpu Kuturan.
Banyak pandangan para ahli bahwa Mpu Kuturan mendirikan Sad Kahyangan Jagat untuk memotivasi umat menjaga keseimbangan eksistensi Sad Kerti yaitu Atma Kerti, Samudra Kerti, Wana Kerti, Danu Kerti, Jagat Kerti dan Jana Kerti.
Pura Luhur Batukaru kemungkinan sebelumnya sudah dijadikan tempat pemujaan dan tempat bertapa sebagai media Atma Kerti oleh tokoh-tokoh spiritual di daerah Tabanan dan Bali pada umumnya. Pandangan tersebut didasarkan pada adanya penemuan sumber-sumber air dan dengan berbagai jenis arca Pancuran. Dari adanya sumber-sumber mata air ini dapat disimpulkan bahwa daerah ini pernah dijadikan tempat untuk bertapa bagi para Wanaprastin untuk menguatkan hidupnya menjaga Sad Kerti tersebut.
Setelah pendirian Pura Luhur Batukaru pada abad ke-11 tersebut kita tidak mendapat keterangan dengan jelas bagaimana keberadaan pura tersebut. Baru pada tahun 1605 Masehi ada keterangan dari kitab Babad Buleleng. Dalam kitab tersebut dijelaskan bahwa Pura Luhur Batukaru pada tahun tersebut di atas dirusak oleh Raja Buleleng yang bernama Ki Gusti Ngurah Panji Sakti.
Dalam kitab babad tersebut diceritakan bahwa Kerajaan Buleleng sudah sangat aman tidak ada lagi musuh yang berani menyerangnya. Sang Raja ingin memperluas kerajaan lalu mengadakan perluasan ke Tabanan. Raja Ki Gusti Ngurah Panji Sakti dalam perjalanan bertemu dengan daerah Batukaru yang merupakan daerah Kerajaan Tabanan. Ki Gusti Ngurah Panji Sakti bersama prajuritnya lalu merusak Pura Luhur Batukaru. Pura tersebut diobrak-abriknya.
Di luar perhitungan Ki Panji Sakti tiba-tiba datang tawon banyak sekali galak menyengat entah dari mana asalnya. Ki Panji Sakti beserta prajuritnya diserang habis-habisan oleh tawon yang galak dan berbisa itu. Ki Panji Sakti lari terbirit-birit dan mundur teratur dan membatalkan niatnya untuk menyerang kerajaan Tabanan. Karena pura tersebut dirusak oleh Ki Panji Sakti maka bangunan pelinggih rusak total. Tinggal onggokan berupa puing-puing saja.
Baru pada tahun 1959 Pura Luhur Batukaru mendapat perbaikan sehingga bentuknya seperti sekarang ini. Pada tahun 1977 secara bertahap barulah ada perhatian dari pemerintah daerah berupa bantuan. Sampai sekarang Pura Luhur Batukaru sudah semakin baik keadaannya.
· I Ketut Gobyah

6. Pura Pusering Jagat (Pura Puser Tasik) di Kabupaten Gianyar.


Pura Pusering Jagat
 
Bertanyalah di mana pusat dunia kepada warga Desa Pejeng, Gianyar, maka dengan cekatan mereka akan mengatakan bahwa di Pura Pusering Jagatlah tempatnya. Bagi mereka di Pura Pusering Jagatlah awal mula kehidupan dan peradaban dunia. Keyakinan itu kemungkinan besar karena Pusering Jagat memang berarti pusat semesta.
Pura Pusering Jagat memang merupakan pura penting di Bali. Pura ini termasuk satu dari enam pura kahyangan jagat yang berposisi di tengah-tengah. Dalam kosmologi Hindu, tengah adalah sthana (tempat bersemayam) Dewa Siwa.
Pura Pusering Jagat terletak di desa Pejeng yang di masa lampau merupakan pusat Kerajaan Bali Kuna. Banyak yang menduga bahwa kata pejeng berasal dari kata pajeng yang berarti payung. Dari desa inilah raja-raja Bali Kuna memayungi rakyatnya. Namun, ada juga yang menduga kata pejeng berasal dari kata pajang (bahasa Jawa Kuna) yang berarti sinar. Diyakini, dari sinilah sinar kecemerlangan dipancarkan ke seluruh jagat.
Dalam lontar-lontar kuna, Pura Pusering Jagat juga dikenal sebagai Pura Pusering Tasik atau pusatnya lautan. Penamaan itu akan mengingatkan masyarakat Hindu kepada cerita Adi Parwa yang mengisahkan perjuangan para dewa dalam mencari tirtha amertha (air kehidupan) di tengah lautan Ksirarnawa.
Di pura ini terdapat arca-arca yang menunjukkan bahwa pura ini adalah tempat pemujaan Siwa seperti arca Ganesha (putra Siwa), Durga (sakti Siwa), juga arca-arca Bhairawa. Ada juga arca berbentuk kelamin laki-laki (purusa) dan perempuan (pradana). Dalam ajaran Hindu, Purusa dan Pradana ini adalah ciptaan Tuhan yang pertama. Purusa adalah benih-benih kejiwaan, sedangkan Pradana benih-benih kebendaan. Pertemuan Purusa dan Pradana inilah melahirkan kehidupan dan harmoni.
Di pura ini juga terdapat peninggalan kuno berbentuk bejana yang disebut sangku sudamala yang melambangkan limpahan air suci untuk kehidupan. Di dalam sangku sudamala ini terdapat gambar yang menandakan angka tahun Saka 1251.

7. Pura Tanah Lot di Kabupaten Tabanan

Lokasi

Suasana di tepi pantai Tanah Lot
Obyek wisata tanah lot terletak di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan, sekitar 13 km barat Tabanan. Disebelah utara Pura Tanah Lot terdapat sebuah Pura yang terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan Pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan (melengkung). Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam (sunset), turis-turis biasanya ramai pada sore hari untuk melihat keindahan sunset di sini.

Hari Raya

Odalan atau hari raya di Pura ini diperingati setiap 210 hari sekali, sama seperti pura-pura yang lain. Jatuhnya dekat dengan perayaan Galungan dan Kuningan yaitu tepatnya pada Hari Suci Buda Cemeng Langkir. Saat itu, orang yang sembahyang akan ramai bersembahyang di Pura Ini.

'Tanah Lot' adalah sebuah objek wisata di Bali, Indonesia. Di sini ada dua pura yang terletak di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Dang Kahyangan. Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut.
Selain pura-pura Sad Kahyangan tersebut di atas, masih banyak pura-pura di lainnya di berbagai tempat di pulau Bali, sesuai salah satu julukannya Pulau Seribu Pura.
Pura Besakih adalah komplek pura utama di Pulau Bali, dan merupakan pusat kegiatan dari seluruh pura yang ada di Bali. Pura Besakih terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem, Bali, Indonesia.
Salah-satu pura terkenal lainnya adalah Pura Tanah Lot di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. Di Tanah Lot terdapat dua buah pura yang terletak di atas tebing batu besar, yang merupakan tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut.

Legenda

Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara dari Jawa. Ia adalah Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu penguasa Tanah Lot, Bendesa Beraben, iri terhadap beliau karena para pengikutnya mulai meninggalkannya dan mengikuti Danghyang Nirartha. Bendesa Beraben menyuruh Danghyang Nirartha untuk meninggalkan Tanah Lot. Ia menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot beliau dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke tengah laut) dan membangun pura di sana. Ia juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari ular cobra. Akhir dari legenda menyebutkan bahwa Bendesa Beraben 'akhirnya' menjadi pengikut Danghyang Nirartha.

Lokasi

Suasana di tepi pantai Tanah Lot
Obyek wisata tanah lot terletak di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan, sekitar 13 km barat Tabanan. Disebelah utara Pura Tanah Lot terdapat sebuah Pura yang terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan Pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan (melengkung). Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam (sunset), turis-turis biasanya ramai pada sore hari untuk melihat keindahan sunset di sini.

Hari Raya

Odalan atau hari raya di Pura ini diperingati setiap 210 hari sekali, sama seperti pura-pura yang lain. Jatuhnya dekat dengan perayaan Galungan dan Kuningan yaitu tepatnya pada Hari Suci Buda Cemeng Langkir. Saat itu, orang yang sembahyang akan ramai bersembahyang di Pura Ini.


Pura Kahyangan Jagat

Pura Kahyangan Rwa Bineda
Purusa Pura Besakih
Pradana Pura Ulun Danu Batur
   
Pura Kahyangan Catur Loka Pala
Utara Uttara Pura Pucak Mangu.
Timur Purwa Pura Lempuyang Luhur
Selatan Daksina Pura Andakasa
Barat Pascima Pura Luhur Batukaru
   
Pura Kahyangan Sad Winayaka atau
Pura Sad Kahyangan
1 Pura Besakih.
2 Pura Lempuyang Luhur.
3 Pura Gua Lawah.
4 Pura Uluwatu.
5 Pura Batukaru.
6 Pura Pusertasik.
   
Pura Kahyangan Padma Bhuwana
Tengah: Madya Pura Pusering Jagat
Utara: Uttara Pura Ulun Danu Batur
Timur Laut: Ersanya Pura Besakih
Timur: Purwa Pura Lempuyang Luhur
Tenggara: Gneya Pura Gua Lawah
Selatan: Daksina Pura Andakasa
Barat Daya: Neritya Pura Uluwatu
Barat: Pascima Pura Batukaru
Barat Laut: Wayabya Pura Pucakmangu
   
Pura Dang Kahyangan
   
Pura Kahyangan Jagat Menurut Lokasi
Badung
   
Bangli
   
Buleleng
   
Denpasar
   
Gianyar
   
Jembrana
   
Karangasem
   
Klungkung
   
Tabanan
   
Luar Bali
   
Luar Negeri
  • Pura Santi Bhuwana Belgia

 dikutip dari: babad bali dan wikipedia

GUNUNG-GUNUNG TERTINGGI DI DUNIA


 






Daftar gunung dan penggunungan tertinggi di dunia
  1. Everest, pegunungan Himalaya, Nepal/Tibet, 29,035 ft / 8,850 m. 
  2. K2 (Godwin Austen), pegunungan Karakoram, Pakistan/Cina, 28,250 ft / 8,611 m.
  3. Kangchenjunga, pegunungan Himalaya, India/Nepal, 28,169 ft / 8,586 m.
  4. Lhotse I, pegunungan Himalaya, Nepal/Tibet, 27,940 ft / 8,516 m.
  5. Makalu I, pegunungan Himalaya, Nepal/Tibet, 27,766 ft / 8,463 m.
  6. Cho Oyu, pegunungan Himalaya, Nepal/Tibet, 26,864 ft / 8,188 m.
  7. Dhaulagiri, pegunungan Himalaya, Nepal, 26,795 ft / 8,167 m.
  8. Manaslu I, pegunungan Himalaya, Nepal, 26,781 ft / 8,163 m.
  9. Nanga Parbat, pegunungan Himalaya, Pakistan, 26,660 ft / 8,125 m.
  10. Annapurna, pegunungan Himalaya, Nepal, 26,545 ft / 8,091 m.
  11. Gasherbrum I, pegunungan Karakoram, Pakistan/Cina, 26,470 ft / 8,068 m.
  12. Puncak Broad, pegunungan Karakoram, Pakistan/Cina, 26,400 ft / 8,047 m.
  13. Gasherbrum II, pegunungan Karakoram, Pakistan/Cina, 26,360 ft / 8,035 m.
  14. Shishapangma (Gosainthan), pegunungan Himalaya, Tibet, 26,289 ft / 8,013 m.
  15. Annapurna II, pegunungan Himalaya, Nepal, 26,041 ft / 7,937 m.
  16. Gyachung Kang, pegunungan Himalaya, Nepal, 25,910 ft / 7,897 m.
  17. Distaghil Sar, pegunungan Karakoram, Pakistan, 25,858 ft / 7,882 m.
  18. Himalchuli, pegunungan Himalaya, Nepal, 25,801 ft / 7,864 m.
  19. Nuptse, pegunungan Himalaya, Nepal, 25,726 ft / 7,841 m.
  20. Nanda Devi, pegunungan Himalaya, India, 25,663 ft / 7,824 m.
  21. Masherbrum, pegunungan Karakoram, Kashmir, 25,660 ft / 7,821 m.
  22. Rakaposhi, pegunungan Karakoram, Pakistan, 25,551 ft / 7,788 m.
  23. Kanjut Sar, pegunungan Karakoram, Pakistan, 25,461 ft / 7,761 m.
  24. Kamet, pegunungan Himalaya, India/Tibet, 25,446 ft / 7,756 m.
  25. Namcha Barwa, pegunungan Himalaya, Tibet, 25,445 ft / 7,756 m.
  26. Gurla Mandhata, pegunungan Himalaya, Tibet, 25,355 ft / 7,728 m.
  27. Ulugh Muztagh, Kunlun, Tibet, 25,340 ft / 7,723 m.
  28. Kungur, Muztagh Ata, Cina, 25,325 ft / 7,719 m.
  29. Tirich Mir, Hindu Kush, Pakistan, 25,230 ft / 7,690 m.
  30. Saser Kangri, pegunungan Karakoram, India, 25,172 ft / 7,672 m.
  31. Makalu II, pegunungan Himalaya, Nepal, 25,120 ft / 7,657 m.
  32. Minya Konka (Gongga Shan), pegunungan Daxue, Cina, 24,900 ft / 7,590 m.
  33. Kula Kangri, pegunungan Himalaya, Bhutan, 24,783 ft / 7,554 m.
  34. Chang-tzu, pegunungan Himalaya, Tibet, 24,780 ft / 7,553 m.
  35. Muztagh Ata, pegununganMuztagh Ata, Cina, 24,757 ft / 7,546 m.
  36. Skyang Kangri, pegunungan Himalaya, Kashmir, 24,750 ft / 7,544 m.
  37. Puncak Ismail Samani (dulu Puncak Stalin dan Puncak Komunis), pegunungan Pamir Tajikistan, 24,590 ft / 7,495 m.
  38. Puncak Jongsong, pegunungan Himalaya, Nepal, 24,472 ft / 7,459 m.
  39. Puncak Pobeda, Tien Shan, Kyrgyzstan, 24,406 ft/ 7,439 m.
  40. Sia Kangri, pegunungan Himalaya, Kashmir, 24,350 ft / 7,422 m.
  41. Puncak Haramosh, pegunungan Karakoram, Pakistan, 24,270 ft / 7,397 m.
  42. Istoro Nal, pegunungan Hindu Kush, Pakistan, 24,240 ft / 7,388 m.
  43. Puncak Tent, pegunungan Himalaya, Nepal, 24,165 ft / 7,365 m.
  44. Chomo Lhari, pegunungan Himalaya, Tibet/Bhutan, 24,040 ft / 7,327 m.
  45. Chamlang, pegunungan Himalaya, Nepal, 24,012 ft / 7,319 m.
  46. Kabru, pegunungan Himalaya, Nepal, 24,002 ft / 7,316 m.
  47. Alung Gangri, pegunungan Himalaya, Tibet, 24,000 ft / 7,315 m.
  48. Baltoro Kangri, pegunungan Himalaya, Kashmir, 23,990 ft / 7,312 m.
  49. Muztagh Ata (K-5), pegununganKunlun, Cina, 23,890 ft / 7,282 m.
  50. Mana, pegunungan Himalaya, India, 23,860 ft / 7,273 m.
  51. Baruntse, pegunungan Himalaya, Nepal, 23,688 ft / 7,220 m.
  52. Puncak Nepal, pegunungan Himalaya, Nepal, 23,500 ft / 7,163 m.
  53. Amne Machin, pegununganKunlun, Cina, 23,490 ft / 7,160 m.
  54. Gauri Sankar, pegunungan Himalaya, Nepal/Tibet, 23,440 ft / 7,145 m.
  55. Badrinath, pegunungan Himalaya, India, 23,420 ft / 7,138 m.
  56. Nunkun, pegunungan Himalaya, Kashmir, 23,410 ft / 7,135 m.
  57. Puncak Lenin, pegunungan Pamir, Tajikistan/Kyrgyzstan, 23,405 ft / 7,134 m.
  58. Pyramid, pegunungan Himalaya, Nepal, 23,400 ft / 7,132 m.
  59. Api, pegunungan Himalaya, Nepal, 23,399 ft / 7,132 m.
  60. Pauhunri, pegunungan Himalaya, India/Cina, 23,385 ft / 7,128 m.
  61. Trisul, pegunungan Himalaya, India, 23,360 ft / 7,120 m.
  62. Puncak Korzhenevski, pegunungan Pamir, Tajikistan, 23,310 ft / 7,105 m.
  63. Kangto, pegunungan Himalaya, Tibet, 23,260 ft / 7,090 m.
  64. Nyainqentanglha, Nyainqentanglha Shan, Cina, 23,255 ft / 7,088 m.
  65. Trisuli, pegunungan Himalaya, India, 23,210 ft / 7,074 m.
  66. Dunagiri, pegunungan Himalaya, India, 23,184 ft / 7,066 m.
  67. Puncak Revolution, pegunungan Pamir, Tajikistan, 22,880 ft / 6,974 m.
  68. Aconcagua, pegunungan Andes, Argentina, 22,834 ft / 6,960 m.
  69. Ojos del Salado, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 22,664 ft / 6,908 m.
  70. Bonete, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 22,546 ft / 6,872 m.
  71. Ama Dablam, pegunungan Himalaya, Nepal, 22,494 ft / 6,856 m.
  72. Tupungato, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 22,310 ft / 6,800 m.
  73. Puncak Moscow, pegunungan Pamir, Tajikistan, 22,260 ft / 6,785 m.
  74. Pissis, pegunungan Andes, Argentina, 22,241 ft / 6,779 m.
  75. Mercedario, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 22,211 ft / 6,770 m.
  76. Huascarán, pegunungan Andes, Peru, 22,205 ft / 6,768 m.
  77. Llullaillaco, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 22,057 ft / 6,723 m.
  78. El Libertador, pegunungan Andes, Argentina, 22,047 ft / 6,720 m.
  79. Cachi, pegunungan Andes, Argentina, 22,047 ft / 6,720 m.
  80. Kailas, pegunungan Himalaya, Tibet, 22,027 ft / 6,714 m.
  81. Incahuasi, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 21,720 ft / 6,620 m.
  82. Yerupaja, pegunungan Andes, Peru, 21,709 ft / 6,617 m.
  83. Kurumda, pegunungan Pamir, Tajikistan, 21,686 ft / 6,610 m.
  84. Galan, pegunungan Andes, Argentina, 21,654 ft / 6,600 m.
  85. El Muerto, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 21,463 ft / 6,542 m.
  86. Sajama, pegunungan Andes, Bolivia, 21,391 ft / 6,520 m.
  87. Nacimiento, pegunungan Andes, Argentina, 21,302 ft / 6,493 m.
  88. Illampu, pegunungan Andes, Bolivia, 21,276 ft / 6,485 m.
  89. Illimani, pegunungan Andes, Bolivia, 21,201 ft / 6,462 m.
  90. Coropuna, pegunungan Andes, Peru, 21,083 ft / 6,426 m.
  91. Laudo, pegunungan Andes, Argentina, 20,997 ft / 6,400 m.
  92. Ancohuma, pegunungan Andes, Bolivia, 20,958 ft / 6,388 m.
  93. Cuzco, pegunungan Andes, Peru, 20,945 ft / 6,384 m.
  94. Ausangate (Toro), pegunungan Andes, Argentina/Chili, 20,932 ft / 6,380 m.
  95. Tres Cruces, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 20,853 ft / 6,356 m.
  96. Huandoy, pegunungan Andes, Peru, 20,852 ft / 6,356 m.
  97. Parinacota, pegunungan Andes, Bolivia/Chili, 20,768 ft / 6,330 m.
  98. Tortolas, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 20,745 ft / 6,323 m.
  99. Chimborazo, pegunungan Andes, Ecuador, 20,702 ft / 6,310 m.
  100. Ampato, pegunungan Andes, Peru, 20,702 ft 6,310 m.
Demikianlah daftar nama gunung tertinggi di dunia, yang di kutip dari wikipedia

BANGUNAN DENGAN ARSITEKTUR ANEH DI DUNIA

BANGUNAN RUMAH TERANEH DI DUNIA

Sejarah arsitektur diperkaya dengan desain yang luar biasa.Catatan abadi Banyak telah ditetapkan oleh arsitektur.sebagian karya konstruksi masih menjadi alasan menakjubkan bagi dunia.Struktur ini imajinatif selalu membuat orang terpesona dengan keunikan dan desain luar biasa. khabuka merangkum beberapa bangunan menakjubkan dan spektakuler dari seluruh dunia dan mengumpulkan mereka ke dalam daftar fakta unik versi khabuka.bangunan-bangunan ini sangat unik.beda dengan yang lain dan sangat luar biasa.

1. Baha'i House of Worship alias Lotus Temple

 

      Arsitek: Fariborz Sahba

      Lokasi: Delhi, India

      Tahun Pembangunan: 1986

      Berbeda Fitur:  seperti struktur lotus

Ini adalah kuil ibu dari anak benua India yang selesai pada tahun 1986.disebut candi teratai karna berbentuk seperti bunga. Semua orang tanpa memandang agama mereka dapat mengunjungi tempat ini. Ini adalah salah satu tempat populer Delhi, India. Bangunan ini populer di kalangan ahli arsitektur untuk desain yang luar biasa dan telah memenangkan banyak penghargaan.Arsitektur dasar dari bangunan itu dikembangkan atas dasar kitab suci Baha'i yang ditentukan oleh Abdul Baha'i, anak fonder dari agama Baha'i.

2. Gedung Ripley

 

 

Pendiri: Robert Leroy Ripley  

Lokasi: Ontario Kanada

Tahun Pembangunan: 2003

Berbeda Fitur: Celah pada bangunan

Ini adalah sebuah bangunan yang tidak biasa yang merupakan kantor pusat dari sebuah program televisi terkenal "Ripley percaya atau tidak". Hal ini penuh dengan semua artefak aneh dan membingungkan dari seluruh dunia. Keunikan bangunan adalah bahwa hal itu tampak seperti bangunan yang retak oleh badai.Terletak di Ontario, Kanada. Desain bangunan ini sebenarnya diciptakan untuk mencerminkan gempa ganjil 1812 yang diukur 8,0 pada skala Richter. Ini adalah salah satu bangunan yang paling banyak difoto turis asing atau turis lokal juga masyarakat sekitar .

3. Gedung Bengkok

 

 

Arsitek: Szotynscy Zalesk

Lokasi: Sopot, Polandia

Tahun Pembangunan: 2004

Fitur yang berbeda: Seperti gambar dongeng

Ini adalah sebuah bangunan inspirasi dari ilustrasi anak-anak dalam cerita dongeng. Szotynscy Zalesk adalah desainer dari struktur awesomely tidak biasa. Dibangun pada tahun 2004. Ada sejumlah pub dan restoran di dalam gedung. Ini adalah gedung bertingkat tiga dengan tampilan magis. Memiliki nuansa hijau pada atap melengkung. Bangunan yang merupakan inspirasi dari lukisan pelukis Swedia dan gambar memiliki beberapa fitur luar biasa yang menarik perhatian orang lewat.

 

4. Dancing Building

Arsitek: Vlado Milunic dan Frank Gehry

Lokasi: Praha, Republik Ceko

Tahun Pembangunan: 1996

Berbeda Fitur: garis Curvy

Bangunan menakjubkan yang dibangun di tepi Sungai Vltava di Praha juga dikenal sebagai Fred dan Ginger. Desain menarik yang diciptakan oleh Vlado Milunic dan Frank Gehry. Ia dirancang pada tahun 1992 dan selesai pada 1996. Nama awal dari bangunan itu terinspirasi oleh duo tari legendaris. Bangunan menari adalah yang nick nama yang diberikan karena garis menari dan kurva. Beberapa perusahaan multinasional memiliki kantor mereka di dalamnya termasuk sebuah restoran Perancis yang menempati lantai atasnya. Disamping semua kontroversi yang dihadapi karena desain non-tradisional,tetapi sangat layak untuk mengguncang dunia arsitektur.

5. Sanzhi UFO Rumah

 

 

Dimiliki oleh: Hung Kuo Grup

Lokasi: Taipei, Taiwan

Tahun Pembangunan: 1978

Berbeda Fitur: Pod Shap

UFO rumah yang juga dikenal sebagai Sanzhi UFO dibangun di Sanzhi kabupaten baru kota Taipei, Taiwan. Ini adalah rumah berbentuk polong dan memiliki kemiripan dengan rumah-rumah Futuro.Pembangunan rumah UFO dimulai pada tahun 1978. Ada pengembangan dimaksudkan untuk memberikan liburan resor perwira militer AS tetapi kemudian itu diubah menjadi resor tepi laut komersial untuk wisatawan. Alasan utama untuk perubahan program adalah karena beberapa peristiwa musibah yang terjadi selama konstruksi. Namun sekarang tempat terpanas bagi wisatawan karena arsitektur aneh nya.

6. Ferdinand Cheval Istana alias Istana ideal

 

 

Arsitek: Ferdinand cheval

Lokasi: Hauterives, Prancis

Tahun Pembangunan: 1879

Fitur yang berbeda: Budaya Arsitektur berbeda Molded ke Istana sebuah

Para naif seni monumen yang luar biasa istana Ferdinand cheval terletak di Hauterives, Perancis. Itu adalah ciptaan tukang pos prancis Ferdinand cheval.tukang pos ini mulai membangun pada tahun 1879 dan menghabiskan 30 tahun hidupnya dalam pengembangan istana yang ideal ini. Hal yang menakjubkan tentang istana ini adalah bahwa Ferdinand cheval diekstraksi ide dari batu. Karya ini adalah campuran inspirasi dari gaya Kristen ke gaya bangunan Hindu. Istana ini dibangun dengan batu, kapur, semen dan mortir. Cheval juga dimakamkan di istana.

7. Hutan Spiral Hundertwasser Building

Arsitek: Heinz M. Springmann

Lokasi: Darmstadt, Jerman

Tahun Pembangunan: 2000

Fitur yang berbeda: Hutan spiral seperti padang rumput mendaki dan memiliki lebih dari 1000 jendela yang masing-masing memiliki gaya yang berbeda.Gedung ini merupakan pusat perhatian bagi orang-orang dari seluruh dunia karena arsitektur yang tidak biasa. Ini adalah kompleks penginapan dan berisi 105 unit rumah. Hal ini terletak di daerah Burgerpark di Darmstadt, Jerman. Bangunan ini memiliki struktur spiral dihutankan. Hal ini dibangun sedemikian rupa sehingga terlihat seperti padang rumput terus mendaki. Ini adalah gedung bertingkat dua belas. Desain brilian dibentuk oleh Friedensreich Hundertwasser, seorang pelukis terkenal dari Australia. Halaman indah bangunan memiliki aliran berjalan yang menambahkan exquisiteness di bangunan spektakuler.

8. Guggenheim Museum, Bilbao, Spanyol

 

 

Arsitek: Frank Gehry
Lokasi: Abando, Bilbao, Spanyol
Tahun Pembangunan: 1997
Berbeda Fitur: Struktur seperti kapal
Bangunan ini adalah karya seni kontemporer yang terletak di Bilbao, Spanyol. Museum Guggenheim dirancang oleh arsitek Amerika Kanada Frank Gehry. Didirikan pada pertengahan Oktober 1997. Siluet bangunan memiliki kemiripan dengan sebuah kapal. Kapal ini seperti museum dibangun di samping Sungai Nervion. Bangunan ini juga dalam daftar karya seni paling penting dicapai dalam tiga dekade 1980-2010 dalam "Survei Arsitektur World". Desain bagian dalam kesaksian adalah acak yang menurut arsitek dimaksudkan untuk menangkap cahaya.
 


9. Cubic Rumah


 

 
Arsitek: Piet Blom
Lokasi: Rotterdam dan Helmond, Belanda
Tahun Pembangunan: 1974
Berbeda Fitur: bentuk Cubic
Rumah kubik dibangun di Rotterdam dan Helmond di Belanda. Mereka dirancang dengan konsep "hidup sebagai atap perkotaan". Desain rumah sangat unik di mana rumah masing-masing mewakili sebuah pohon dan rumah-rumah semua bersama-sama membuat sebuah hutan. Rumah yang miring sampai 45 derajat dan dibangun di atas tiang berbentuksegi enam. Piet Blom adalah arsitek dari struktur yang unik.Rumah-rumah itu awalnya dibangun di Helmond nanti penduduk asli Rotterdam ini juga diberkati dengan hutan yang luar biasa dari rumah kubik.